Rabu, 03 September 2014

Gunung Rinjani Sangat Ramai Dikunjungi Wisatawan

Administrator Manajer Rinjani Trekking Management Board, Asmuni Ispan menuturkan, keberadaan obyek wisata pendakian Gunung Rinjani mengadakan peluang kerja serta di tuntut bagi masyarakat sekitarnya.
“Sejalan juga makin berlangsungnya wisatawan yang mendatangi objek tamasya Gunung Rinjani (tiga.726 meter di melawan belahan laut), keuntungan seluruh kalangan dan makin meningkat,” ucapnya pada Mataram, Jumat (28/6/2013).


Asmuni mengucap, keindahan dengan keunikan Gunung Rinjani jadi daya tarik kepada wistawan internasional dan nusantara demi mengunjungi obyek liburan itu. “Ini mencurahkan berkah untuk seluruh kalangan sekitarnya, karena terbentang kans kerja dan berharap,” ujarnya.
Liburan pendakian Gunung Rinjani, kepada Asmuni, yaitu salah satu obyek wisata alam unggulan pada Asia Tenggara. Kunjungan pelancong ke obyek bertamasya animo khusus itu begitu juga menghadapi peningkatan setiap musim.
Asmuni memaparkan, juga kian tumbuhnya obyek berlibur pendakian membuka kesempatan di tuntut menurut rakyat sekitarnya. Tersebut terbukti di awalnya jumlah Trekking Organizer (TO) terbilang minim, tapi sekarang berkembang jadi 18.


Begitu dengan jumlah “porter” (petugas pembawa peralatan juga barang pendaki) jumlahnya mencapai 250 orang dalam pintu pendakian Senaru, Kabupaten Pulau Lombok Utara, dan 150 orang dalam Sembalun, Lombok Timur. Di Teres Genit, Kecamatan Bayan, dan terdapat 100 orang porter.
“Berkembangnya wisata pendakian Gunung Rinjani begitu juga menyediakan usaha update, yakni pemandu bertamasya air terjun yang ketika itu berjumlah 22 orang. Sedangkan jumlah pemandu perempuan yang dulunya sekedar 5 orang sekarang bertambah menjadi tiga puluh dua orang.
Bagi Asmuni, usaha akomodasi serta berkembang cukup pesat, saat itu berjumlah 25 homestay, merupakan 16 unit ada dalam Senaru dan sembilan unit pada Sembalun.
Pemangku hukum adat yang dimaksud “melokak” dengan menghasilkan rezeki dari kehadiran semua wisaatawan ini, yakni melayani jasa “sembek” yakni memberikan tanda pada dahi pelancong dan kapur sirih serta kunyit.

“Menurut kepercayaan masyarakat setempat, itu dimaksudkan agar tidak berada gangguan sepanjang pendakian. Tersebut sekaligus sebagai salah satu upaya pelestarian budaya dan sukses dijadikan daya tarik berwisata,” tutur Asmuni.
Dia menyebut dan kian membumbungnya wisata pendakian Gunung Rinjani itu berdampak pula dalam meningkatnya sampah dalam kawasan Gunung Rinjani. Sesuatu tersebut karena kurangnya kesadaran sebagian wisatawan kepada pentingnya memelihara kebersihan.
Dikarenakan ini Asmuni di datangi prima workshop Perencanaan Penataan Destinasi Liburan serta tema Pengelolaan Sampah pada Gunung Rinjani yang digelar pembuka minggu ini menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar